MAKALAH METODE PENGEMBANGAN BAHASA
Tugas
ini disusun guna memenuhi matakuliah: Metode Pengembangan Bahasa
Dosen
pengampu : Mila Karmila,S.Pd
Di
susun oleh :
1. Aisyah
Nur Hidayatun ( 11150005)
2. Indah
Dewi Andani (11150049)
3. Coryza
Nursyahbani (11150050)
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI
IKIP
PGRI SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Tuhan yang Maha Esa, karena berkat dan limpahan kasih karunianya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada
Dosen kami Mila Karmila,S.Pd yang sudah membimbing kami dalam penulisan makalah
ini. Serta orang tua dan teman-teman yang sudah mendukung dalam berbagai aspek.
Makalah ini kami buat dengan tujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pengembangan Bahasa AUD. Makalah ini
berisi tentang metode-metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran bahasa pada anak usia dini. Kami berharap melalui makalah kami
pembaca dapat mengetahui metode-metode pembelajaran apa yang cocok untuk di terapkan oleh pembaca.
Demikian sepatah kata dari kami
penulis, penulis berharap makalah ini dapat menjadi makalah sumber belajar
untuk pembaca. Apabila ada banyak kesalahan dalam kami mengerjakan makalah ini,
kami mengucapkan terimakasih. Selamat membaca, dan mempelajarinya.
Penulis,
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam berkomunikasi, bahasa
merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau
anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang
lain. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain.
Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain
dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak dapat
terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun hubungan
sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator
kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan
cerminan anak yang cerdas.
Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik . Anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi. Dalam makalah ini akan dibahas secara rinci mengenai : metode-metode pengembangan bahasa yang dapat digunakan untuk Anak Usia Dini (metode karya wisata, metode bermain peran dan sosiodrama, metode proyek).
Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik . Anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi. Dalam makalah ini akan dibahas secara rinci mengenai : metode-metode pengembangan bahasa yang dapat digunakan untuk Anak Usia Dini (metode karya wisata, metode bermain peran dan sosiodrama, metode proyek).
B.
Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah mengenai metode pengembangan
Bahasa
adalah
sebagai
berikut :
1.
Apa
pengertian, tujuan, kelebihan, dan kekurangan metode karya wisata ?
2.
Bagaimana
langkah-langkah penerapan (rencana persiapan karya wisata) ?
3.
Apa
pengertian, tujuan, kelebihan, dan kekurangan metode bermain peran dan
sosiodrama ?
4.
Bagaimana
langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan metode bermain peran dan
sosiodrama ?
5.
Apa
pengertian, tujuan, kelebihan, dan kekurangan metode proyek ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan mengenai metode pengembangan
bahasa adalah sebagai berikut :
1.
Memahami
pengertian, tujuan, kelebihan, dan kekurangan metode karya wisata
2.
Mengetahui
langkah-langkah penerapan (rencana persiapan karya wisata)
3.
Memahami
pengertian, tujuan, kelebihan, dan kekurangan metode bermain peran dan
sosiodrama.
4.
Mengetahui
langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan metodebermain peran dan sosiodrama.
5.
Memahami
pengertian, tujuan, kelebihan, dan kekurangan metode proyek.
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Metode
Pengembangan Bahasa
Disini penulis akan menuliskan
beberapa metode yang digunakan untuk pengembangan bahasa pada anak usia dini,
yaitu diantaranya :
A.
Metode
Karya Wisata
a. Pengertian
Bagi
anak usia dini karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk mengobservasi,
memperoleh informasi atau mengkaji segala sesuatu secara langsung.Karya wisata
berarti juga membawa anak didik ke obyek-obyek tertentu sebagai pengayaan
pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh anak di
dalam kelas.Anak sangat senang melihat langsung berbagai
kenyataan yang ada di masyarakat melalui kunjungan. Berbagai macam kunjungan
seperti ke perpustakaan, ke kepolisian, dinas pemadam kebakaran memberi
inspirasi anak untuk mengembangkan cita-citanya. Misalnya menjadi polisi, TNI,
pemadam kebakaran dan lain sebagainya. Pengertian karya wisata menurutSagala
(2006) menyatakan bahwakaryawisata atau studi wisatasebagai metode pembelajaran
adalahsiswa dibawah bimbingan gurumengunjungi tempat-tempat tertentudengan
maksud untuk mempelajariobyek belajar yang ada di tempat itu.
b.
Tujuan Metode Karya Wisata
·
Mengkaji materi pembelajaran tertentu sebagaimana
direncanakan dalam kurikulum/silabus. Misalnya untuk mempelajari cara berternak
sapi perah dan pengelolahan susunya, maka siswa diajak berkaryawisata ke
peternakan sapi perah.
·
Melengkapi materi pelajaran yang tertulis di buku
sehingga pemahaman siswa menjadi lebih jelas dan konkret
·
Memupuk rasa cinta lingkungan, daerah, tanah air, dan
penghargaan terhadap pahlawan serta pemimpin yang berjasa dimasa silam.
c. Keunggulan
Metode Karya Wisata
·
Sangat
efektif dalam memperluas wawasan anak sebagai perubahan perilaku ranah kognitif
tentang bidang pekerjaan sesuai dengan profesinya kelak.
·
Memperkuat
pemahaman tentang aplikasi berbagai teori dan praktek yang dipelajari siswa di
sekolah.
·
Meningkatkan
motivasi dan gairah belajar siswa karena memperoleh gambaran nyata tentang
lapangan pekerjaan tempat mereka akan berkecimpung sebagai profesional kelak
setelah menamatkan pendidikannya.
·
Memberikan
masukan praktis dan baru bagi guru serta sekolah guna meningkatkan program
pembelajaran yang akan di terapkan di sekolah.
·
Menjadi
sarana hubungan kerja sama yang lebih luas dan saling menguntungkan antara
sekolah dan lembaga atau perusahaan yang bersangkutan.
·
Menjadi
sarana promosi sekolah dan tamatan kepada lembaga atau perusahaan yang
bersangkutan.
d. Kelemahan Metode Karya Wisata
1. Memerlukan biaya yang relatif
tinggi untuk transportasi, akomodasi, dan konsumsi peserta karya wisata.
2. Kegiatan di lembaga atau di
perusahaan sasaran karya wisata tidak selalu sesuai denagn kompetensi yang akan
di capai oleh siswa sebagai mana yang termuat di dalam kurikulum.
3. Lokasi lembaga atau perusahaan
sasaran karya wisata tidak selalu berada dalam jarak yang mudah dan murah di
jangkau dari lokasi sekolah.
4. Perencanaan dan persiapan karya
wisata yang kurang matang justru akan mengalihkan tujuan karya wisata menjadi
sekedar wisata tanpa manfaat yang memadai dari sudut pandang pendidikan.
e. Langkah-Langkah
penerapan (rencana persiapan karya
wisata)
1. Menetapkan
sasaran tempat sesuai dengan tema kegiatan belajar
2. Merumuskan
program kegiatan melalui karya
wisata
3. Mengadakan hubungan dan pengenalan
medan sasaran karya wisata
4. Koordinasi dengan pihak tempat karya
wisata
5. Menyiapkan bahan dan alat yang
diperlukan
6. Membuat kesepkatan bersama dengan
anak tentang tata tertib
7. Permintaan izin dan partisipasi
orang tua
8. Apresiasi pendidik di kelas kepada
anak tentang tempat wisata yang akan dituju
B.
Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
1. Pengertian
Metode
sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakainya
sering disilihgantikan. Sosiodrama adalah suatu cara memerankan beberapa peran
dalam suatu cerita tertentu yang menunjukkan kerjasama diantara para
pemerannya. Biasanya kegiatan ini dikemas sebagai kegiatan pentas akhir tahun.
Bermain
peran : metode pengembangan yang efektif dimana seseorang memerankan karakter
orang lain dan mencoba berfikir/berbuat dengan cara/sudut pandang sosok yang
diperankan. Bermain peran memberikan contoh alamiah terhadap perilaku manusia
yang rill dan dapat digunakan untuk membangun sikap menuju nilai-nilai dan pemahaman
mereka sendiri.
Yang membedakan bermain peran dan sosiodrama
adalah sosiodrama menekankan pada tanggungjawab individu dan kerjasama antar
pemeran dalam memerankan tokoh-tokohguna kelancaran jalannya alur cerita yang
ditampilkan, peran yang dimainkan biasanya diangkat dari kehidupan sehari-hari,
contoh : tema rumah tangga, tema perawatan dan keselamatan, tema fantasi yang
mengancam. Metode sosiodrama membuat anak belajar memikirkan cara-cara
menyelesaikan masalah, membuat anak belajar menyatakan sikap dan perasaan
melalui drama, menyusun ide dan melatih mereka menanggapi secara spontan.
Tujuan dan
manfaat
Manfaat sosiodrama serupa
dengan bermain peran. Metode ini dapat dipakai sebagai kegiatan yang
mengutamakan pengembangan kemampuan berekspresi, imajinasi, kreativitas. yang
dapat di capai dengan metode sosiodrama di antaranya :
a.
Aspek afektif motorik dibandingkan pada aspek
kognitif, terkait dengan kehidupan hubungan sosial. Sehubungan dengan itu maka
materi yang disampaikan melalui teknik sosiodrama bukan materi yang bersifat
konsep- konsep yang harus dimengerti dan dipahami, tetapi berupa fakta, nilai,
mungkin juga konflik-konflik yang terjadi di lingkungan kehidupannya.
b.
Melalui permainan sosiodrama, anak diajak untuk
mengenali, merasakan suatu situasi tertentu sehingga mereka dapat menemukan
sikap dan tindakan yang tepat seandainya menghadapi situasi yang sama.
Diharapkan akhirnya mereka memiliki sikap dan keterampilan yang diperlukan
dalam mengadakan penyesuaian sosial.
c.
Mengajarkan anak saling membantu dan bekerja sama
dalam permainan sosiodrama.
d.
Membantu menghilangkan rasa malu, rendah diri, dan
kemmurungan pada anak.
2.
Metode sosiodrama dan bermain peranan di lakukan :
a.
Apabila kita ingin menerangkan suatu peristiwa yang di
dalamnya menyangkut orang banyak, kita beranggapan lebih baik di dramatisasikan
dari pada di ceritakan, karena akan lebih jelas.
b.
Apabila kita ingin melatih anak-anak agar mereka dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat psikologis.
c.
Apabila kita akan melatih anak-anak agar mereka dapat
bergaul dan memberikan kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta
masalahnya.
3.
Saran-saran dalam melakukan metode sosiodrama :
a.
Guru harus mempunyai tujuan yang jelas pola tingkah
laku atau watak tertentu ang hendak di tanamkan.
b.
Guru menceritakan suatu peristiwa sosial dengan jelas
yang akan dapat di mainkan.
c.
Guru memilih murid-murid untu menjadi pelaku memegang
peranan tertentu memberi contoh dan melatih.
d.
Guru menetapkan peranan mendengar.
e.
Guru harus menghentikan apabila dramatisasi itu telah
mencapai puncaknya yaitu sampai kepada adegan yang kita tuju.
4.
Implikasi pada
Pembelajaran Sosiodrama
Pada pembelajaran sosiodrama guru lebih bersifat sebagai fasilitator.
Fasilitator merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran dengan model sosiodrama. Guru dalam pembelajaran ini bisa bertindak sebagai aktor, sutradara atau penonton. Peranan Fasilitator dalam pembelajaran ini menyampaikan sebuah prolog memperkenalkan topik yang disesuaikan dengan audiens yang spesifik. kemudian memperkenalkan para aktor dan memberikan gambaran dari TKP. Selama aksi dan antar-tindakan, fasilitator memandu peserta dan juga mengarahkan dan mengendalikan aktor untuk memastikan semua tema dibahas. Terdapat delapan langkah yang dianjurkan Torrance (dalam Waluyo: 2001) dalam mengefektifkan sosiodrama untuk menghadapi problem dan tantangan
Fasilitator merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran dengan model sosiodrama. Guru dalam pembelajaran ini bisa bertindak sebagai aktor, sutradara atau penonton. Peranan Fasilitator dalam pembelajaran ini menyampaikan sebuah prolog memperkenalkan topik yang disesuaikan dengan audiens yang spesifik. kemudian memperkenalkan para aktor dan memberikan gambaran dari TKP. Selama aksi dan antar-tindakan, fasilitator memandu peserta dan juga mengarahkan dan mengendalikan aktor untuk memastikan semua tema dibahas. Terdapat delapan langkah yang dianjurkan Torrance (dalam Waluyo: 2001) dalam mengefektifkan sosiodrama untuk menghadapi problem dan tantangan
·
Menetapkan problem
·
Mendeskripsikan sosial konflik
·
Pemilihan pemain
·
Memberikan penjelasan dan pemanasan bagi aktor dan
pengamat.
·
Memerankan situasi tersebut.
·
Memotong adegan (jika aktor meniggalkan peran dan
tidak dapat di teruskan. Membuat kesimpulan. Jia pemimpin tidak dapat melihat
perkembangan adegan dapat diganti.
·
Mendiskusikan, menganalisis situasi kelakuan dan
gagasan yang diproduksi.
·
Menusun rencana untuk testing lebih atau implementasi
gagasan baru (Treffingger: 1982. 62-63)
Ada beberapa
tahapan yang harus diperhatikan oleh guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran sosiodrama :
a.
Guru sebagai fasilitator memulai pembelajaran dengan
memberi gambaran singkat mengenai situasi. Situasi ini meliputi suatu profesi
atau budaya. Pada proses ini biasanya siswa sebagai aktor melakukan pengenalan
karakter dan mengatur panggung, masing-masing dari sudut pandangnya sendiri.
b.
Setelah aktor atau siswa membangun karakter dan
situasi, guru sebagai fasilitator bersikap lebih pasif dengan membiarkan siswa
untuk berimprovisasi.
c.
Pada akhir sosiodrama, fasilitator akan membuat kunci
“poin pembelajaran” berdasarkan apa yang telah terjadi dan tentang subjek di
tangan. Para penonton diajak untuk terlibat baik fasilitator atau aktor dalam
diskusi.
5. Kelebihan metode sosiodrama :
a. Melatih kemampuan anak untuk
memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan.
b. Anak akan terlatih untuk
berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama para pemain dituntut untuk
mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
c. Bakat yang terdapat pada anak dapat
dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari
sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka
akan menjadi pemain yang baik kelak.
d. Kerjasama antar pemain dapat
ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk
menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan siswa dapat dibina
menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
6. Kekurangan metode sosiodrama
a. Sebagian besar anak yang tidak ikut
bermain drama mereka menjadi kurang kreatif
b. Banyak memakan waktu, baik waktu
persiapan dalam rangka pamahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan
pertunjukan
c. Memerlukan tempat yang cukup luas,
jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas
d. Sering kelas lain terganggu oleh
suara para pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan.
7. Langkah- langkah metode sosiodrama :
1) Langkah perencanaan
·
Pelajari
dengan cermat kegiatan yang akan di simulasikan dan catat bagian-bagian atau
langkah-langkah yang akan di peragakan. Berikan catatan untuk bagian utama atau
langkah kunci.
·
Buatlah
skenario simulasi merujuk kepda topik, dan tujuan pembelajaran serta catatan
tentang bagian dan langkah- langkah utama yang telah di buat pada langkah
sebelumnya. Sekenario ini meliputi :
a. Alur dan prosedur kegiatan yang di
simulasikan.
b. Berbagai peran, karakter dan
pelakunya.
c. Kunci- kunci pokok dari prosedur dan
kompetensi yang akan di ajarkan beserta standar keberhasilannya.
·
Lakukan
uji coba serta penyempurnaan skenario simulasi yang telah di buat menjadi
skenario akhir yang akan di gunakan di kelas.
2) Langkah Persiapan.
a. Siapkan dan periksalah kesiapan
peralatan serta perlengkapan pendukung lainnya.
b. Jelaskan kepada siswa gambaran umum
simulasi dan kaitannya dengan topik yang sedang di pelajari, tujuan yang akan
di capai serta apa yang di harapkan dari siswa.
c. Siapkan sekenario simulasi yang
telah di sempurnakan.
d. Bagiakn skrip kegiatan kepada siswa
sesuai dengan perannya masing- masing dan berikan penjelasan tentang apa yang
harus dan apa yang tidak boleh mereka lakukan.
e. Beri kesempatan pada siswa untuk
bertanya, untuk memperjelas pemahamannya tentang kegiatan simulasi dan
perannya.
3) Langkah Pelaksanaan
a. Lakukan langkah demi langkah
kegiatan simulasi sesuai dengan skenario.
b. Guru berperan sebagai sutradara yang
mengendalikan kegiatan agar simulasi berjalan sesuai dengan sekenario dan di laksanakan dengan serius.
c. Ingatkan siswa yang kuarang serius
agar memfokuskan diri pada kegiatan suapaya memberikan makna bagi dirinya dan
kelas.
d. Guru membuat catatan- catatan
tentang hal- hal yang perlu didiskusikan pada akhir pembelajaran yang meliputi
hal- hal yang perlu mendapat pujian dan hal- hal yang perlu di perbaiki.
e. Jika waktu masi tersedia ulangi
melakukan langkah demi langkah dengan terlebih dahulu mendiskusiakan hal-hal
yang perlu di perbaiki. Jika perlu buat rotasi peran di anatara sesama siswa
untuk meningkatkan keluasan penguasaan kompetensi dan juga meningkatkan
semangat belajar mereka.
f. minta siswa menyebutkan urutan
langkah demi langkah dengan kecepatan sub normal dan guru melakukan langkah
sesuai dengan urutn sesuai yang di sebutkan oleh siswa.
4) Langkah evaluasi dan penutup
a. Lontarkan sejumlah pertanyaan ynag
terkait denagn bagian atau langkah yang baru di peragakan berdasarkan catatan-
catatan yang telah di buat.
b. minta komentar dari siswa tentang
pelaksanaan langkah- langkah yang di lakukan oleh temannya.
c. Buatlah rangkuman dari kegiatan
simulasi yang terkait dengan tujuan pembelajaran dengan menggalinya dari siswa.
5) Perbedaan Metode Sosiodrama dan
Bermain Peran
Terletak pada objek pemain dan peran anak. Dalam bermain
peran anak menjadi sutradara/dalang dan benda-benda menjadi pemainnya (boneka
jari,wayang) tanpa skenario, dalam perkembangan anak ini disebut bermain
mikro.Sedangkan sosiodrama, anak menjadi pemain yang memerankan tokoh/karakter
yang diperankan dan guru sebagai sutradaranya, dalam perkembangan anak ini
disebut bermain makro. Sosiodrama dan bermain peran menempatkan anak sebagai
pemain, namun tema/jalan cerita pada bermain peran dapat bersifat umum/luas,
bahkan imajinatif, sedangkan pada sosiodrama jalan cerita mengandung konflik
sosial yang terselesaikan di akhir cerita.
C.
Metode Proyek
a. Pengertian
Metode
proyek atau unit adalah cara penyajian pengajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
Metode
ini melatih anak bekerja sama dengan kelompok kecil antara 3-4 anak. Setiap
kelompok diberi proyek kecil, misalnya menemukan berbagai jenis daun dan
mengecapnya dengan berbagai warna pada sehelai kertas manila. Anak-anak dalam
satu kelompok menghasilkan satu karya. Begitu pula proyek-proyek kecil seperti
pengamatan dan percobaan dapat dikerjakan anak. Metode ini melatih anak bekerja
sama dan mengembangkan kemampuan sosial.
b.
Tujuan
·
Didalam
kegiatan bersama, anak belajar mengatur diri sendiri untuk bekerja sama dengan
teman dalam memecahkan suatu masalah
·
Dalam
kegiatan bersama pengalaman akan sangat bermakna bagi anak. Misalnya pengalaman
anak dalam melipat kertas akan menjadi sangat bermakna untuk membuat hiasan
dinding dalam rangka menyiapkan ruangan untuk pesta.
·
Berlatih
untuk berprakarsa dan bertanggung jawab
·
Berlatih
menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan secara bebas dan kreatif
Hollans (1983:124) mengemukakan
bahwa ” proyek merupakan suatu tugas yang membutuhkan gabungan dari kecakapan.
Proyek-proyek biasanya mengambil suatu jumlah waktu yang diperhitungkan”.
Kunandar (2007:375)
menyatakan bahwa:Pembelajaran basis proyek atau tugas adalah pendekatan
pembelajaran dimana guru memberikan proyek atau tugas yang komplek, sulit,
lengkap tetapi realistis/otentik kepada siswa dan kemudian diberikan bantuan
secukupnya agar mereka dapat menyelesaikan tugas tersebut.
c.
Kelebihan
metode proyek :
·
Dapat
memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan
·
Dapat
membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu
·
Membangun pengetahuan baru yang didasari
oleh pengetahuan sebelumnya,
·
Menolong anak mengerti nilai-nilai yang
berlaku di lingkungan mereka,
·
Menolong anak mengerti hubungan satu
konsep dengan konsep yang lain,
·
Membuat anak mengerti nilai literatur
dan angka-angka dalam konteks hidup yang sebenarnya, memberikan ide-ide dalam
permainan peran,
·
Mendorong anak mencari sumber-sumber
pengetahuan dan informasi yang lain selain di sekolah,
·
Menjembatani komunikasi dengan orang tua
atau orang dewasa lainnya.
·
Metode
ini sesuai dengan prinsip-prinsip modern
yang dalam pengajaran perlu diperhatikan :
a. Kemampuan individu siswa dan kerja
sama dalam kelompok
b. Bahan pelajaran tak lepas dari
kehidupan riel sehari-hari yang penuh dengan masalah
c. Pengembangan aktivitas, krestivitas
dan pengalaman siswa banyak dilakukan
d. Agar teori dan praktek, sekolah dan
kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
c. Kekurangan metode proyek :
·
Pemilihan
topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan
sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah
·
Bahan
pelajaran sering menjadi luar sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas.
·
Memerlukan
tambahan waktu yang lebih lama diluar jadwal pelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode
yang digunakan untuk pengembangan bahasa pada anak usiadini, yaitu metode karya wisata, metode sosiodrama,
bermain peran, dan metode proyek. Dalam penerapannya sekolah dapat memilih
metode sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan yang akan dicapai oleh
anak. Dalam penerapan setiap metode ini guru harus dapat merencanakan kegiatan
secara sistematis dan dapat menggunakan waktu sebaik mungkin agar dapat
mencapai sasaran dan tujuan pendidikan yang diinginkan.
B. KRITIK
DAN SARAN
Semoga dengan makalah ini, diharapkan dapat
memberikan pemahaman para pembaca untuk lebih memahami akan pentingnya
pemilihan metode pembelajaran bahasa untuk anak usia dini. Mungkin makalah ini
jauh dari sempurna, maka apabila ada kritik dan saran kami terima guna untuk
membangun agar bisa menyusun makalah lebih baik lagi.
Djamarah,
Bahri, Syaiful.(1996).Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gintings,
Abdorrakhman(2008)Esensi praktis belajar
dan Pembelajaran. Jakarta :humanior
Gunarti,
Winda.(2008).Metode Pengembangan Perilaku
dan Kemampuan Dasar Anak Usia
Dini.Jakarta:
Universitas Terbuka.
Is the internet illegal or illegal in the USA? - OKLAHOMA
BalasHapusA federal ban on 해적 룰렛 online gambling has forced 텍사스 홀덤 online gaming to 김해 휴게텔 shut 스포츠 배팅 down due to the state's crackdown on 포커 페이스 뜻 internet gambling.