Minggu, 23 Juni 2013

MAKALAH METODE PENGEMBANGAN BAHASA
Tugas ini disusun guna memenuhi matakuliah: Metode Pengembangan Bahasa
Dosen pengampu : Mila Karmila,S.Pd





Di susun oleh :
1.      Aisyah Nur Hidayatun            ( 11150005)
2.      Indah Dewi Andani                (11150049)
3.      Coryza Nursyahbani               (11150050)



FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
IKIP PGRI SEMARANG
2013

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat dan limpahan kasih karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen kami Mila Karmila,S.Pd yang sudah membimbing kami dalam penulisan makalah ini. Serta orang tua dan teman-teman yang sudah mendukung dalam berbagai aspek.
            Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pengembangan Bahasa AUD. Makalah ini berisi tentang metode-metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa pada anak usia dini. Kami berharap melalui makalah kami pembaca dapat mengetahui metode-metode pembelajaran apa yang cocok untuk  di terapkan oleh pembaca.
            Demikian sepatah kata dari kami penulis, penulis berharap makalah ini dapat menjadi makalah sumber belajar untuk pembaca. Apabila ada banyak kesalahan dalam kami mengerjakan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih. Selamat membaca, dan mempelajarinya.

                                                                                                                        Penulis,









                                                                      BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.
Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik . Anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi. Dalam makalah ini akan dibahas secara rinci mengenai : metode-metode pengembangan bahasa yang dapat digunakan untuk Anak Usia Dini (metode karya wisata, metode bermain peran dan sosiodrama, metode proyek).







B.     Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah mengenai metode pengembangan
Bahasa adalah sebagai berikut :
1.         Apa pengertian, tujuan, kelebihan, dan kekurangan metode karya wisata ?
2.         Bagaimana langkah-langkah penerapan (rencana persiapan karya wisata) ?
3.         Apa pengertian, tujuan, kelebihan, dan kekurangan metode bermain peran dan sosiodrama ?
4.         Bagaimana langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan metode bermain peran dan sosiodrama ?
5.         Apa pengertian, tujuan, kelebihan, dan kekurangan metode proyek ?

C.    Tujuan
Adapun tujuan mengenai metode pengembangan bahasa adalah sebagai berikut :

1.      Memahami pengertian, tujuan, kelebihan, dan kekurangan metode karya wisata
2.      Mengetahui langkah-langkah penerapan (rencana persiapan karya wisata)
3.      Memahami pengertian, tujuan, kelebihan, dan kekurangan metode bermain peran dan sosiodrama.
4.      Mengetahui langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan metodebermain peran  dan sosiodrama.
5.      Memahami pengertian, tujuan, kelebihan, dan kekurangan metode proyek.
     












BAB II
PEMBAHASAN

a.      Metode Pengembangan Bahasa
Disini penulis akan menuliskan beberapa metode yang digunakan untuk pengembangan bahasa pada anak usia dini, yaitu diantaranya :
A.    Metode Karya Wisata
a.       Pengertian
Bagi anak usia dini karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi atau mengkaji segala sesuatu secara langsung.Karya wisata berarti juga membawa anak didik ke obyek-obyek tertentu sebagai pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh anak di dalam kelas.Anak sangat senang melihat langsung berbagai kenyataan yang ada di masyarakat melalui kunjungan. Berbagai macam kunjungan seperti ke perpustakaan, ke kepolisian, dinas pemadam kebakaran memberi inspirasi anak untuk mengembangkan cita-citanya. Misalnya menjadi polisi, TNI, pemadam kebakaran dan lain sebagainya. Pengertian karya wisata menurutSagala (2006) menyatakan bahwakaryawisata atau studi wisatasebagai metode pembelajaran adalahsiswa dibawah bimbingan gurumengunjungi tempat-tempat tertentudengan maksud untuk mempelajariobyek belajar yang ada di tempat itu.

b.      Tujuan Metode Karya Wisata
·         Mengkaji materi pembelajaran tertentu sebagaimana direncanakan dalam kurikulum/silabus. Misalnya untuk mempelajari cara berternak sapi perah dan pengelolahan susunya, maka siswa diajak berkaryawisata ke peternakan sapi perah.
·         Melengkapi materi pelajaran yang tertulis di buku sehingga pemahaman siswa menjadi lebih jelas dan konkret
·         Memupuk rasa cinta lingkungan, daerah, tanah air, dan penghargaan terhadap pahlawan serta pemimpin yang berjasa dimasa silam.





c.       Keunggulan Metode Karya Wisata
·         Sangat efektif dalam memperluas wawasan anak sebagai perubahan perilaku ranah kognitif tentang bidang pekerjaan sesuai dengan profesinya kelak.
·         Memperkuat pemahaman tentang aplikasi berbagai teori dan praktek yang dipelajari siswa di sekolah.
·         Meningkatkan motivasi dan gairah belajar siswa karena memperoleh gambaran nyata tentang lapangan pekerjaan tempat mereka akan berkecimpung sebagai profesional kelak setelah menamatkan pendidikannya.
·         Memberikan masukan praktis dan baru bagi guru serta sekolah guna meningkatkan program pembelajaran yang akan di terapkan di sekolah.
·         Menjadi sarana hubungan kerja sama yang lebih luas dan saling menguntungkan antara sekolah dan lembaga atau perusahaan yang bersangkutan.
·         Menjadi sarana promosi sekolah dan tamatan kepada lembaga atau perusahaan yang bersangkutan.
d.      Kelemahan Metode Karya Wisata
1. Memerlukan biaya yang relatif tinggi untuk transportasi, akomodasi, dan konsumsi peserta karya wisata.
2. Kegiatan di lembaga atau di perusahaan sasaran karya wisata tidak selalu sesuai denagn kompetensi yang akan di capai oleh siswa sebagai mana yang termuat di dalam kurikulum.
3. Lokasi lembaga atau perusahaan sasaran karya wisata tidak selalu berada dalam jarak yang mudah dan murah di jangkau dari lokasi sekolah.
4. Perencanaan dan persiapan karya wisata yang kurang matang justru akan mengalihkan tujuan karya wisata menjadi sekedar wisata tanpa manfaat yang memadai dari sudut pandang pendidikan.
e.       Langkah-Langkah penerapan (rencana persiapan karya wisata)
1.      Menetapkan sasaran tempat sesuai dengan tema kegiatan belajar
2.      Merumuskan program kegiatan melalui karya wisata
3.      Mengadakan hubungan dan pengenalan medan sasaran karya wisata
4.      Koordinasi dengan pihak tempat karya wisata
5.      Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan
6.      Membuat kesepkatan bersama dengan anak tentang tata tertib
7.      Permintaan izin dan partisipasi orang tua
8.      Apresiasi pendidik di kelas kepada anak tentang tempat wisata yang akan dituju

B.     Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
1.      Pengertian
Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakainya sering disilihgantikan. Sosiodrama adalah suatu cara memerankan beberapa peran dalam suatu cerita tertentu yang menunjukkan kerjasama diantara para pemerannya. Biasanya kegiatan ini dikemas sebagai kegiatan pentas akhir tahun.
Bermain peran : metode pengembangan yang efektif dimana seseorang memerankan karakter orang lain dan mencoba berfikir/berbuat dengan cara/sudut pandang sosok yang diperankan. Bermain peran memberikan contoh alamiah terhadap perilaku manusia yang rill dan dapat digunakan untuk membangun sikap menuju nilai-nilai dan pemahaman mereka sendiri.
            Yang membedakan bermain peran dan sosiodrama adalah sosiodrama menekankan pada tanggungjawab individu dan kerjasama antar pemeran dalam memerankan tokoh-tokohguna kelancaran jalannya alur cerita yang ditampilkan, peran yang dimainkan biasanya diangkat dari kehidupan sehari-hari, contoh : tema rumah tangga, tema perawatan dan keselamatan, tema fantasi yang mengancam. Metode sosiodrama membuat anak belajar memikirkan cara-cara menyelesaikan masalah, membuat anak belajar menyatakan sikap dan perasaan melalui drama, menyusun ide dan melatih mereka menanggapi secara spontan.
Tujuan dan manfaat
Manfaat sosiodrama serupa dengan bermain peran. Metode ini dapat dipakai sebagai kegiatan yang mengutamakan pengembangan kemampuan berekspresi, imajinasi, kreativitas. yang dapat di capai dengan metode sosiodrama di antaranya :
a.       Aspek afektif motorik dibandingkan pada aspek kognitif, terkait dengan kehidupan hubungan sosial. Sehubungan dengan itu maka materi yang disampaikan melalui teknik sosiodrama bukan materi yang bersifat konsep- konsep yang harus dimengerti dan dipahami, tetapi berupa fakta, nilai, mungkin juga konflik-konflik yang terjadi di lingkungan kehidupannya.
b.      Melalui permainan sosiodrama, anak diajak untuk mengenali, merasakan suatu situasi tertentu sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat seandainya menghadapi situasi yang sama. Diharapkan akhirnya mereka memiliki sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian sosial.
c.       Mengajarkan anak saling membantu dan bekerja sama dalam permainan sosiodrama.
d.      Membantu menghilangkan rasa malu, rendah diri, dan kemmurungan pada anak.

2.      Metode sosiodrama dan bermain peranan di lakukan :
a.       Apabila kita ingin menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak, kita beranggapan lebih baik di dramatisasikan dari pada di ceritakan, karena akan lebih jelas.
b.      Apabila kita ingin melatih anak-anak agar mereka dapat menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat psikologis.
c.       Apabila kita akan melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberikan kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.

3.      Saran-saran dalam melakukan metode sosiodrama :
a.       Guru harus mempunyai tujuan yang jelas pola tingkah laku atau watak tertentu ang hendak di tanamkan.
b.      Guru menceritakan suatu peristiwa sosial dengan jelas yang akan dapat di mainkan.
c.       Guru memilih murid-murid untu menjadi pelaku memegang peranan tertentu memberi contoh dan melatih.
d.      Guru menetapkan peranan mendengar.
e.       Guru harus menghentikan apabila dramatisasi itu telah mencapai puncaknya yaitu sampai kepada adegan yang kita tuju.

4.      Implikasi  pada Pembelajaran Sosiodrama
Pada pembelajaran sosiodrama guru lebih bersifat sebagai fasilitator.
Fasilitator merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran dengan model  sosiodrama. Guru dalam pembelajaran ini bisa bertindak sebagai aktor, sutradara atau penonton. Peranan Fasilitator dalam pembelajaran ini menyampaikan sebuah prolog memperkenalkan topik yang disesuaikan dengan audiens yang spesifik. kemudian memperkenalkan para aktor dan memberikan gambaran dari TKP. Selama aksi dan antar-tindakan, fasilitator memandu peserta dan juga mengarahkan dan mengendalikan aktor untuk memastikan semua tema dibahas. Terdapat  delapan langkah yang dianjurkan Torrance (dalam Waluyo: 2001) dalam mengefektifkan sosiodrama untuk  menghadapi problem dan tantangan
·         Menetapkan problem
·         Mendeskripsikan sosial  konflik
·         Pemilihan pemain
·         Memberikan penjelasan dan pemanasan bagi aktor dan pengamat.
·         Memerankan situasi tersebut.
·         Memotong adegan (jika aktor meniggalkan peran dan tidak dapat di teruskan. Membuat kesimpulan. Jia pemimpin tidak dapat melihat perkembangan adegan dapat diganti.
·         Mendiskusikan, menganalisis situasi kelakuan dan gagasan yang diproduksi.
·         Menusun rencana untuk testing lebih atau implementasi gagasan baru (Treffingger: 1982. 62-63)

Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan oleh guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sosiodrama :
a.       Guru sebagai fasilitator memulai pembelajaran dengan memberi gambaran singkat mengenai situasi. Situasi ini meliputi suatu profesi atau budaya. Pada proses ini biasanya siswa sebagai aktor melakukan pengenalan karakter dan mengatur panggung, masing-masing dari sudut pandangnya sendiri.
b.      Setelah aktor atau siswa membangun karakter  dan situasi, guru sebagai fasilitator bersikap lebih pasif dengan membiarkan siswa untuk berimprovisasi.
c.       Pada akhir sosiodrama, fasilitator akan membuat kunci “poin pembelajaran” berdasarkan apa yang telah terjadi dan tentang subjek di tangan. Para penonton diajak untuk terlibat baik fasilitator atau aktor dalam diskusi.

5.      Kelebihan metode sosiodrama :
a.       Melatih kemampuan anak untuk memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan.
b.      Anak akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
c.       Bakat yang terdapat pada anak dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.
d.      Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
e.       Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
f.       Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.

6.      Kekurangan metode sosiodrama
a.       Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif
b.      Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pamahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan
c.       Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas
d.      Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan.

7.      Langkah- langkah metode sosiodrama :
1)      Langkah perencanaan
·         Pelajari dengan cermat kegiatan yang akan di simulasikan dan catat bagian-bagian atau langkah-langkah yang akan di peragakan. Berikan catatan untuk bagian utama atau langkah kunci.
·         Buatlah skenario simulasi merujuk kepda topik, dan tujuan pembelajaran serta catatan tentang bagian dan langkah- langkah utama yang telah di buat pada langkah sebelumnya. Sekenario ini meliputi :
a.       Alur dan prosedur kegiatan yang di simulasikan.
b.      Berbagai peran, karakter dan pelakunya.
c.       Kunci- kunci pokok dari prosedur dan kompetensi yang akan di ajarkan beserta standar keberhasilannya.
·         Lakukan uji coba serta penyempurnaan skenario simulasi yang telah di buat menjadi skenario akhir yang akan di gunakan di kelas.
2)      Langkah Persiapan.
a.       Siapkan dan periksalah kesiapan peralatan serta perlengkapan pendukung lainnya.
b.      Jelaskan kepada siswa gambaran umum simulasi dan kaitannya dengan topik yang sedang di pelajari, tujuan yang akan di capai serta apa yang di harapkan dari siswa.
c.       Siapkan sekenario simulasi yang telah di sempurnakan.
d.      Bagiakn skrip kegiatan kepada siswa sesuai dengan perannya masing- masing dan berikan penjelasan tentang apa yang harus dan apa yang tidak boleh mereka lakukan.
e.       Beri kesempatan pada siswa untuk bertanya, untuk memperjelas pemahamannya tentang kegiatan simulasi dan perannya.
3)      Langkah Pelaksanaan
a.       Lakukan langkah demi langkah kegiatan simulasi sesuai dengan skenario.
b.      Guru berperan sebagai sutradara yang mengendalikan kegiatan agar simulasi berjalan sesuai dengan sekenario  dan di laksanakan dengan serius.
c.       Ingatkan siswa yang kuarang serius agar memfokuskan diri pada kegiatan suapaya memberikan makna bagi dirinya dan kelas.
d.      Guru membuat catatan- catatan tentang hal- hal yang perlu didiskusikan pada akhir pembelajaran yang meliputi hal- hal yang perlu mendapat pujian dan hal- hal yang perlu di perbaiki.
e.       Jika waktu masi tersedia ulangi melakukan langkah demi langkah dengan terlebih dahulu mendiskusiakan hal-hal yang perlu di perbaiki. Jika perlu buat rotasi peran di anatara sesama siswa untuk meningkatkan keluasan penguasaan kompetensi dan juga meningkatkan semangat belajar mereka.
f.       minta siswa menyebutkan urutan langkah demi langkah dengan kecepatan sub normal dan guru melakukan langkah sesuai dengan urutn sesuai yang di sebutkan oleh siswa.
4)      Langkah evaluasi dan penutup
a.       Lontarkan sejumlah pertanyaan ynag terkait denagn bagian atau langkah yang baru di peragakan berdasarkan catatan- catatan yang telah di buat.
b.      minta komentar dari siswa tentang pelaksanaan langkah- langkah yang di lakukan oleh temannya.
c.       Buatlah rangkuman dari kegiatan simulasi yang terkait dengan tujuan pembelajaran dengan menggalinya dari siswa.
5)      Perbedaan Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
Terletak pada objek pemain dan peran anak. Dalam bermain peran anak menjadi sutradara/dalang dan benda-benda menjadi pemainnya (boneka jari,wayang) tanpa skenario, dalam perkembangan anak ini disebut bermain mikro.Sedangkan sosiodrama, anak menjadi pemain yang memerankan tokoh/karakter yang diperankan dan guru sebagai sutradaranya, dalam perkembangan anak ini disebut bermain makro. Sosiodrama dan bermain peran menempatkan anak sebagai pemain, namun tema/jalan cerita pada bermain peran dapat bersifat umum/luas, bahkan imajinatif, sedangkan pada sosiodrama jalan cerita mengandung konflik sosial yang terselesaikan di akhir cerita.

C.    Metode Proyek
a.       Pengertian
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pengajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
Metode ini melatih anak bekerja sama dengan kelompok kecil antara 3-4 anak. Setiap kelompok diberi proyek kecil, misalnya menemukan berbagai jenis daun dan mengecapnya dengan berbagai warna pada sehelai kertas manila. Anak-anak dalam satu kelompok menghasilkan satu karya. Begitu pula proyek-proyek kecil seperti pengamatan dan percobaan dapat dikerjakan anak. Metode ini melatih anak bekerja sama dan mengembangkan kemampuan sosial.
b.      Tujuan
·         Didalam kegiatan bersama, anak belajar mengatur diri sendiri untuk bekerja sama dengan teman dalam memecahkan suatu masalah
·         Dalam kegiatan bersama pengalaman akan sangat bermakna bagi anak. Misalnya pengalaman anak dalam melipat kertas akan menjadi sangat bermakna untuk membuat hiasan dinding dalam rangka menyiapkan ruangan untuk pesta.
·         Berlatih untuk berprakarsa dan bertanggung jawab
·         Berlatih menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan secara bebas dan kreatif

Hollans (1983:124) mengemukakan bahwa ” proyek merupakan suatu tugas yang membutuhkan gabungan dari kecakapan. Proyek-proyek biasanya mengambil suatu jumlah waktu yang diperhitungkan”.
  Kunandar (2007:375) menyatakan bahwa:Pembelajaran basis proyek atau tugas adalah pendekatan pembelajaran dimana guru memberikan proyek atau tugas yang komplek, sulit, lengkap tetapi realistis/otentik kepada siswa dan kemudian diberikan bantuan secukupnya agar mereka dapat menyelesaikan tugas tersebut.
c.       Kelebihan metode proyek :
·         Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan
·         Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu
·         Membangun pengetahuan baru yang didasari oleh pengetahuan sebelumnya,
·         Menolong anak mengerti nilai-nilai yang berlaku di lingkungan mereka,
·         Menolong anak mengerti hubungan satu konsep dengan konsep yang lain,
·         Membuat anak mengerti nilai literatur dan angka-angka dalam konteks hidup yang sebenarnya, memberikan ide-ide dalam permainan peran,
·         Mendorong anak mencari sumber-sumber pengetahuan dan informasi yang lain selain di sekolah,
·         Menjembatani komunikasi dengan orang tua atau orang dewasa lainnya.
·          Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip  modern yang dalam pengajaran perlu diperhatikan :
a.       Kemampuan individu siswa dan kerja sama dalam kelompok
b.      Bahan pelajaran tak lepas dari kehidupan riel sehari-hari yang penuh dengan masalah
c.       Pengembangan aktivitas, krestivitas dan pengalaman siswa banyak dilakukan
d.      Agar teori dan praktek, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
c. Kekurangan metode proyek :
·         Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah
·         Bahan pelajaran sering menjadi luar sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
·         Memerlukan tambahan waktu yang lebih lama diluar jadwal pelajaran.






BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Metode yang digunakan untuk pengembangan bahasa pada anak usiadini, yaitu  metode karya wisata, metode sosiodrama, bermain peran, dan metode proyek. Dalam penerapannya sekolah dapat memilih metode sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan yang akan dicapai oleh anak. Dalam penerapan setiap metode ini guru harus dapat merencanakan kegiatan secara sistematis dan dapat menggunakan waktu sebaik mungkin agar dapat mencapai sasaran dan tujuan pendidikan yang diinginkan.

B.     KRITIK DAN SARAN
Semoga dengan makalah ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman para pembaca untuk lebih memahami akan pentingnya pemilihan metode pembelajaran bahasa untuk anak usia dini. Mungkin makalah ini jauh dari sempurna, maka apabila ada kritik dan saran kami terima guna untuk membangun agar bisa menyusun makalah lebih baik lagi.















DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Bahri, Syaiful.(1996).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gintings, Abdorrakhman(2008)Esensi praktis belajar dan Pembelajaran. Jakarta :humanior
Gunarti, Winda.(2008).Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia     
Dini.Jakarta: Universitas Terbuka.




1 komentar:

  1. Is the internet illegal or illegal in the USA? - OKLAHOMA
    A federal ban on 해적 룰렛 online gambling has forced 텍사스 홀덤 online gaming to 김해 휴게텔 shut 스포츠 배팅 down due to the state's crackdown on 포커 페이스 뜻 internet gambling.

    BalasHapus